Ikan gurami banyak dikembangkan oleh petani. Selain karena permintaan pasar cukup tinggi, ikan gurami mudah dipelihara dan harganya relatif stabil.

Ikan gurami pada dasarnya dapat memijah sepanjang tahun. Tapi produktifitasnya lebih tinggi  pada musim kemarau.  Kualitas air untuk  pemijahan yang baik adalah bersuhu 25-30 oC dan pH-nya berkisar 6,5 – 8,0.   Ketinggian air kolam 40 – 60 cm dengan laju pergantian air 10-15 % per hari.

Induk jantan mempunyai ciri berupa benjolan di kepala bagian atas. Selain itu, rahang bagian bawah lebih tebal dan tidak ada  bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan  induk betina bentuk kepala bagian atasnya datar. Rahang bawahnya tipis dan ada bintik hitam pada kelopak sirip dada.

Pemijahan

Induk ditebar dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 m2. Perbandingan jumlah jantan dan betina  1:3-4. Induk betina dapat memproduksi 1500 sampai dengan 2500 butir telur tiap kg berat induk.

Sarang diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang. Kedalaman sarang 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang.

Bahan sarang berupa ijuk atau sabut kelapa. Tempat bahan sarang berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lain dan diletakkan di permukaan air.  Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya.

Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dilakukan dengan cara meraba dan menggoyang  sarang secara perlahan. Dapat juga  dengan menusuk sarang menggunakan lidi. Jika sarang sudah berisi, akan keluar  minyak atau telur  ke permukaan air.

Jika  sarang sudah dipastikan berisi, sarang diangkat. Telur lalu dipisahkan dari sarang dengan cara membukanya secara hati-hati.  Telur yang baik akan berwarna kuning bening. Sedangkan telur yang jelek berwarna kuning keruh. Telur yang jelek harus dibuang karena tidak akan menetas.

Penetasan Telur

Telur ditebar  dalam pasu atau ember hitam dengan kepadatan 4 sampai 5 butir tiap cm2. Ketinggian air dijaga 15 – 20 cm dan suhu 29 – 30 oC.   Tambahkan aerasi kecil untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut. Telur akan menetas setelah 36 – 48 jam.

Pemeliharaan Larva

Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di tempat penetasan.  Setelah 6 hari  dipindahkan ke akuarium dengan padat tebar 15 – 20 ekor/liter . Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari. Pakan berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia. Penggantian air hanya sudah banyak kotoran dan sisa pakan.

Pendederan

Pendederan dapat dilakukan di dalam akuarium atau kolam.  dalam akuarium, perlakuannya  sama seperti halnya memelihara larva. Hanya saja perlu dilakukan penjarangan.

Sedangkan jika pendederan dilakukan di dalam kolam, sebelumnya perlu dilakukan persiapan kolam. Persiapan tersebut meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.